Penyakit Akibat Kebiasaan Mendengkur (ngorok)
Kebiasaan mendengkur yang sering disepelekan sebagian orang karena dianggap sebagai efek kelelahan ternyata dapat menjadi indikasi dari beberapa penyakit kronis.
Penasaran penyakit apa dibalik kebiasaan mendengkur Anda? Simak ulasan berikut dilansir Cosmopolitan...
Sleep apnea
Mendengkur adalah salah satu gejala utama sleep anea, yaitu kondisi berhenti nafas saat tidur. Hentian nafas berakibat perubahan kadar oksigen serta tekanan dalam darah secara drastis.
Henti nafas seringkali tidak disadari oleh penderitanya dan dapat terjadi ratusan kali selama tidur. Nah, jika dibiarkan bisa menimbulkan penyakit lain.
Tekanan darah tinggi
Hipertensi atau yang sering dikenal dengan sebutan darah tinggi juga disebabkan oleh kebiasaan mendengkur. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun dapat mengalaminya jika terserang sleep apnea.
Obesitas
Benar, mendengkur juga dapat mengakibatkan obesitas. Penyebab utamanya adalah fase tidur yang terpotong-potong setiap malam karena gangguan sleep apnea. Ketika fase tidur terganggu, maka akan langsung memengaruhi metabolisme tubuh.
Penyakit jantung
Sleep apnea yang tidak dirawat merupakan salah satu faktor risiko menderita penyakit jantung. Penyakit jantung merupakan penyebab kematian utama di Amerika pada 2005.Sleep apnea meningkatkan risiko denyut jantung tidak beraturan, penyakit jantung koroner, serangan jantung dan penyakit jantung kongestif.
Sebuah penelitian di tahun 2006 yang diungkapkan dalam Journal of the American College of Cardiology menyebutkan bahwa sleep apnea bahkan mempengaruhi bentuk jantung seseorang.
Jantung penderita sleep apnea membengkak dan menebal dindingnya di satu sisi, serta berkurang kemampuan memompanya.
Stroke
Sleep apnea meningkatkan resiko seseorang untuk terserang stroke (penyebab kematian nomor 3 di Amerika pada 2005) Peningkatan kekentalan darah pada penderita sleep apnea menjadi penyebab utama meningkatnya risiko stroke.
Kerusakan otak
Penelitian di jurnal Sleep pada 2008 memberikan gambaran pencitraan otak yang membuktikan kerusakan permanen pada otak penderita sleep apnea. Kerusakan terjadi pada bagian otak yang mengontrol ingatan, emosi dan tekanan darah.
Depresi
Riset menunjukkan bahwa depresi sering terjadi pada penderita sleep apnea. Bahkan sleep apnea ringan saja sudah meningkatkan risiko terkena depresi. Peningkatan risiko depresi akan naik seiring dengan peningkatan derajat keparahan henti nafas yang dialami.
Sumber: http://id.shvoong.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar