Syarat untuk
mendapatkan pesugihan bukanlah hal yang mudah dikarenakan harus mencuri kain
kafan atau mori orang yang mati pada malam Jum’at Kliwon atau Selasa
Kliwon,sedangkan untuk mencari mayat tersebut yang mati pada hari tersebut
tidaklah mudah.
Setelah
mendapatkan target yang meninggal pada hari tersebut sebelumnya sudah
mempersiapkan mental dan fisik karena taruhannya nyawa untuk memperoleh dan
merebut kain mori yang sedang dipakai oleh si mayat. Disamping harus waspada terhadap
orang lain agar tidak diketahui, juga harus mati-matian dalam proses
pengambilannya. Ketika menggali kuburan, tidak boleh menggunakan bantuan
peralatan apapun. Jadi harus menggunakan kedua tangan.
Hal inilah yang harus diperhatikan, agar
ritual tidak sia-sia.Kemudian setelah membuka tali pengikat mori, kita harus
secepatnya untuk menarik kain mori tersebut menggunakan gigi. Seberapa pun yang
kita dapatkan itulah yang harus kita bawa pulang sebagai media pesugihan. Jadi
kita tidak boleh mengambilnya berulang-ulang kali, cukup sekenanya saja.
Beruntung jika kita bisa mendapatkan yang cukup lebar sehingga kita bisa
semakin kaya.
Menurut
Parman yang pernah mencoba ritual ini dan telah insaf, jika sang mayat sudah
nampak (kelihatan), disinilah kita harus berhati-hati. Karena si mayat akan
cepat menyerang kita dan mempertahankan kain mori yang digunakan untuk selimut
baginya. Percaya atau tidak, setiap orang yang haus akan harta, dan melakukan
ritual ini, pasti dia akan berkelahi dengan jasad orang tersebut. Dimana jasad
mayat itu mungkin saja telah disusupi oleh roh jahat, sehingga tenaga diapun
begitu kuat.
“Saya
benar-benar tak menyangka kalau mayat itu memiliki tenaga yang berlipat
ganda. Jauh lebih besar dari tenaga manusia pada umumnya. Walaupun yang saya
ambil kain mori milik anak kecil, tapi tenaga dia seperti orang dewasa. Apalagi
jika yang meninggal adalah orang dewasa, sudah pasti saya tak mampu untuk
mengambilnya. Pantas saja banyak orang yang tak sanggup dan gagal melakukan
ritual ini,” tuturnya.
Jika
dia kalah dalam bertarung melawan si mayat, dia kan babak belur bahkan tak
jarang dia mengalami cacat tubuh akibat dipukuli oleh mayat dalam liang kubur.
Oleh karena itu, tak jarang orang yang punya niat mengambil kaim mori milik
mayat hanya mendapatkan luka babak belur, tanpa membawa hasil apapun.
“Yang
jadi masalah, kita harus konsentrasi bagaimana secepatnya bisa mengambil kain
mori itu dan melepaskan diri dari dalam liang lahat. Jadi kita sama sekali tak
bisa untuk melawannya,” ungkapannya kemudian.
Cerita
Parman bisa dimaklumi, disamping menahan takut, dia juga harus menahan pukulan
dari si mayat tersebut. Hal ini berlangsung cukup lama, mengingat dalam
penggalian serta cara mengambil mori itu hanya menggunakan tangan dan mulut.
Karena menurut kepercayaan tak diperbolehkan menggunakan peralatan. Jika telah
mendapat kain mori itu, keberhasilan hidup dimasa depan boleh dikatakan sudah
di depan mata. Karena menurut Parman, kita bisa meminta apa saja nantinya pada
si mayat yang telah kita ambil kain morinya itu. Bagaimana cara mengguankan
kain mori yang telah diambilnya dari kuburan, sebagai sarana ritual pesugihan
itu?
“Jika
kita sudah mendapatkan mori mayat, sesampainya di rumah langsung kita simpan
saja sementara di dalam almari menunggu waktu yang tepat untuk memulainya. Tapi
jangan sampai di cuci. Cara menggunakannnya cukup mudah, kain mori tersebut
kita jadikan sumbu lampu (templok).
Tepat
pada jam duabelas, malam Jum’at atau Selasa Kliwon. Dengan sedikit ritual dan
mantra tertentu, lalu kita dulut (bakar). Setelah sumbu lampu itu menyala, asap
dari sumbu mori itu akan membumbung. Dengan ketajaman si mayat, dia akan
mencium di mana selimutnya berada. Sehingga bisa kita pastikan mayat pemilik
kain mori tersebut akan muncul mendatangai rumah kita. Dia akan terus memutari
rumah kita untuk meminta yang dia sebut selimutnya itu,” papar Parman.
Menurutnya
pula, mayat itu akan merengek dan menangis meminta kepada kita. Nah, disaat
inilah si pelaku akan mempermainkan dan memperdayainya untuk kepentingannya,
yaitu dengan meminta segala sesuatu yang diinginkannya.
Parman
dulunya pernah jadi orang sukses karena ritual ini tapi akhirnya dia kembali
menjadi miskin karena sifat serakah ingin kaya raya dan sering ingkar janji
terhadap mayat yang meminta untuk
dikembalikan kain mori tersebut.
“Percayalah
Mas, tak pernah ada untungnya kita mendzalimi orang lain, apalagi orang yang
sudah mati. Biarkan mereka tenang dan damai di sisi-Nya. Jangan sekali-kali
pengalamanku ini dicontoh orang lagi. Ini hanya untuk mengambil hikmahnya saja
bahwa segala sesuatu akan kembali kepada asalnya. Dan semua sudah ditakdirkan
serta digariskan oleh-Nya,” tutur Parman yang kini benar-benar telah insaf. Dia
merasa selalu dihantui oleh mayat yang dicuri kain kafannya itu.
Bagaimana anda berminat
menjadi kaya mendadak dengan jalan pintas seperti ini????
Sumber : majalah-misteri.net
0 comments:
Posting Komentar