ilustrasi |
Seperti halnya pada pria, alat reproduksi wanita juga
terdiri atas organ bagian luar dan bagian dalam. Organ kelamin luar
wanita terdiri atas celah luar yang disebut vulva yang dibatasi oleh
pada bagian kanan dan kiri oleh sepasang ‘bibir’, yaitu bibir besar
(labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
Di
bagian depan atas vulva terdapat tonjolan kecil yang disebut kelentit
(clitoris). Pada bagian vulva di bawah clitoris ini bermuara dua
saluran, yaitu saluran kencing (urethra) yang posisinya berada di
sebelah atas saluran kedua, yaitu vagina.
Ada
sedikit cerita mengenai dua bagian penting punya wanita ini: clitoris
dan vagina. Konon sejarah evolusioner terbentuknya clitoris sama dengan
terbentuknya penis pada pria. Gampangnya, clitoris pada wanita adalah
penis yang tidak berkembang karena sang janin memiliki jenis kelamin
wanita. Ini analogi dengan payudara pria tidak tumbuh karena sang janin
berjenis kelamin laki-laki. Bingung? Memang kalo dijelaskan rinci agak
ruwet karena menyangkut teori evolusi, kromosom, dan masalah hormonal.
Karena clitoris adalah analogi penis, maka bagian ini memiliki
sensitifitas yang tinggi dan memiliki jaringan erektil. Maksudnya kalau
wanita lagi ‘on’ maka clitorisnya juga mengalami ereksi.
Sedangkan
sejarah terbentuknya vagina analogi dengan terbentuknya skrotum
(kantong testis). Arti vagina sebenarnya adalah ‘pelekukan ke dalam’.
Jadi pada saat morfogenesis (pembentukan organ) vagina akan terbentuk
karena ada peristiwa pelekukan ke dalam. Pada pria hal ini berkebalikan,
karena terjadi pelekukan ke arah luar, sehingga terbentuk kantong
testis yang menggantung di luar tubuh.
Sedangkan organ kelamin
dalam wanita terdiri atas ovarium dan saluran reproduksi. Ovarium
(indung telur) berjumlah sepasang, terdapat dalam rongga tubuh di daerah
pinggang, bentuknya seperti telur.
Seperti juga semua makhluk
betina, ovarium wanita yang lebih aktif menghasilkan ovum (sel telur)
setiap bulan adalah sebelah kiri. Bandingkan dengan kelompok Aves
(bangsa burung). Burung berjenis kelamin betina jika ovarium kiri saja
yang tumbuh, sedangkan yang kanan tereduksi. Burung akan berjenis
kelamin jantan jika kedua ovarium tidak tumbuh.
Saluran
reproduksi terdiri atas tuba fallopi/oviduct, uterus, dan vagina. Tuba
fallopi/oviduct, berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian
pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum
dilengkapi dengan jumbai jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur
yang telah masak dan lepas dari ovarium saat ovulasi. Pada bagian
inilah umumnya terjadi peristiwa pembuahan ovum oleh sperma
(fertilisasi).
Bagian uterus (rahim) bertipe simpleks, artinya
hanya memiliki satu ruangan. Bentuknya mirip buah pir, bagian bawahnya
mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding rahim terdiri atas
beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam yang
membatasi rongga uterus terdiri atas jaringan yang disebut endometrium.
Lapisan ini banyak menghasilkan lendir dan banyak mengandung pembuluh
darah. Sebulan sekali, yaitu pada waktu menstruasi (haid), lapisan ini
terkelupas dan diikuti terjadinya pendarahan.
Bagian vagina
merupakan organ persetubuhan bagi wanita dan jalan keluar bayi saat
melahirkan. Sekitar lima centimeter arah masuk dari pintu vagina
didapati suatu daerah yang terkenal dengan nama G-spot. Vagina disusun
oleh otot-otot melingkar yang memiliki daya elastisitas tinggi, dan
mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah wanita pada waktu
melahirkan bayi.
Yang terakhir, dinding vagina mempunyai banyak
selaput lendir yang berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah
glandula Bartholini. Kelenjar-kelenjar tersebut akan semakin aktif
menghasilkan lendir saat wanita sedang terangsang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar